Minggu, 10 Mei 2009

Efek Kurang Tidur Pada Kecerdasan Emosi Remaja

Eramuslim - Penelitian tentang remaja telah banyak dilakukan oleh para ahli, misalnya yang berkaitan antara kecerdasan emosional dengan tingkat stress dan agresivitas, ataupun kemampuan memori remaja dilihat dari metode belajar yang dilakukannya. Namun dari, penelitian terbaru menyatakan adanya pengaruh yang sangat signifikan akibat kekurangan tidur (sleep deprivation) pada remaja.

Tidur merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan jika tubuh merasa lelah. Jam tidur yang baik berkisar antara 7-8 jam perhari, walaupun ada beberapa orang yang tidur kurang dari jumlah tersebut. Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Carpenter dan Graham menyatakan bahwa para remaja sering kali mengalami gangguan kekurangan tidur (sleep deprivation). Menurutnya, remaja sering terlambat tidur dan bangun lebih siang karena adanya perubahan denyut jantung yang diakibatkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan oleh otak. Selain itu, perkembangan teknologi seperti permainan lewat komputer, internet, video dan televisi juga menjadi penyebab utama kurangnya tidur pada remaja.


Menurut Dement, kita mempunyai siklus tubuh yang lamanya kurang lebih 24 jam, yang disebut Circadian yang merupakan salah satu irama tubuh intrinsik yang terbentuk oleh hipotalamus dan kemudian membentuk jam tubuh (body clock) dalam kisaran 25 jam. Circadian juga mempengaruhi hormon Adrenalin dalam darah sebagai dampak dari meningkatnya aktivitas tubuh pada siang hari dan akan menurun pada saat malam tiba. Sehingga dengan sendirinya menyebabkan orang dapat tidur dan bangun dengan sendirinya.

Namun yang perlu dicermati sekarang adalah kekurangan tidur (sleep deprivation) ternyata berdampak secara tidak langsung pada gangguan proses belajar remaja di sekolah, dan secara langsung pada gangguan memori dan kesehatan emosi. Siswa yang mengalami kurang tidur akan mengalami hambatan pada proses belajar di kelas karena kemampuan kognitif yang semakin terbatas. Bahkan Maser dan Kuo (sitat dalam Read, 2002) menemukan bahwa kurang tidur terutama berdampak pada kemampuan motorik dan kognitif, koordinasi tangan dan mata, ketepatan dalam memperkirakan sesuatu, serta kewaspadaan dan konsentrasi. Selain itu, kekurangan tidur juga berpengaruh pada kesehatan mental seseorang.

Jangan Sepelekan Jam Tidur
Walaupun setiap orang membutuhkan waktu untuk tidur, namun setiap orang memiliki jumlah waktu tidur yang berbeda-beda. Waktu tidur yang cukup diperlukan oleh seseorang agar fungsi-fungsi tubuh yang lain dapat bekerja secara optimal.

Banyak yang mengatakan bahwa kualitas tidur jauh lebih penting daripada jumlah waktu tidur. Bahkan beberapa remaja seringkali mengabaikan waktu tidur dengan berbagai alasan. Namun, hasil berbagai penelitian membuktikan bahwa jumlah waktu tidur optimum yang dibutuhkan oleh seorang remaja berkisar antara tujuh setengah sampai dengan sembilan jam perhari. Apabila, remaja mempunyai jumlah waktu tidur yang tidak cukup, orang tersebut dikatakan menderita kekurangan tidur (sleep deprivation), sedangkan waktu tidur yang optimum ini dibutuhkan untuk memeperolah manfaat yang maksimal dari proses tidur itu sendiri, seperti regenerasi sel-sel tubuh, menjaga kemampuan memori, perhatian atau konsentrasi dan juga kesehatan emosi.

Ketika remaja sudah mulai mengantuk dan lelah akibat kurang tidur dengan sendirinya akan mengurangi kemampuan konsentrasi belajar bahkan membuat remaja cepat lupa dan sulit menangkap pelajaran. Hal ini diperkuat oleh Maas, Carskadon dan Dahl (sitat dalam Read, 2002) bahwa kecemasan, kesulitan perhatian dan depresi meningkat pada keadaan kekurangan waktu tidur. Selain itu, motivasi, humor, dan kemampuan sosial seringkali mengalami penurunan.

Kecerdasan Emosi Penting Bagi Remaja
Emosi merupakan bagian dari suatu sistem manajemen untuk mengkoordinasi rencana-rencana dan tujuan setiap individu karena desakan waktu dan sumber-sumber lain. Sementara itu, kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan untuk mengindera, memahami, dan menerapkan kekuatan serta ketajaman emosi sebagai sumber energi.

Aspek-aspek kecerdasan emosional terdiri atas dua aspek. Pertama, kecerdasan intra-personal yang mencakup kemampuan mengendalikan dorongan hati, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan bersikap optimis.
Kedua, kecerdasan antar-personal yang meliputi kemampuan untuk berempati pada orang lain.

Jadi, bisa diasumsikan bahwa remaja yang memiliki kecerdasan emosi memiliki kemampuan sebagai berikut; Kesadaran diri (Self-awarness), mampu mengendalikan dorongan hati ( Self-control), mampu memotivasi diri sendiri, mampu optimis dan berempati ,serta memiliki kemampuan untuk membina hubungan atau kecakapan sosial.

Remaja mempunyai posisi yang strategis dalam perkembangan perilaku bangsa dan oleh karenanya menjadi sangat penting bagi para orang tua untuk memberikan perhatian yang serius dari kebiasaan tidurnya. Pola tidur remaja yang baik akan menciptakan remaja berkualitas yang cerdas emosi dan akalnya.

Milis Eramuslim
Dikirim oleh: Atien Hakam
Senin, 12 Juni 2006

1 komentar:

mata hatiku mengatakan...

Wah, berarti berbahaya juga ya kurang tidur itu. Mampir juga ya ke blog saya www.chrysanova.co.cc. Thanks.

Posting Komentar

NightGuardianZ © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute